Sabtu, 26 Juni 2010

Wisata Alam Gunung Tangkuban Perahu


Gunung Tangkuban Perahu terletak sekitar 30 km di utara Kota Bandung. Gunung ini menjadi salah satu daerah tujuan tempat Wisata Indonesia yang menarik di Jawa Barat. Lingkungan alamTangkuban Perahu Bandung yang sejuk, dan sumber mata air panas di kaki-kaki gunungnya. Deretan kawah yang memanjang, menjadi daya tarik objel Wisata tersendiri.

Legenda Tangkuban Perahu sangat dikenal di Jawa Barat, disebut pula sebagai asal muasal terjadinya tempat wisata Talaga Bandung atau dongeng Sangkuriang. Legenda Tangkuban Perahu ini disusun dalam bentuk sastra lisan yang didalamnya mengandung lambang-lambang yang menginformasikan pengalaman manusia purba tentang kebaikan-kejahatan, perkawinan dan kesuburan, dosa,bencana,asal muasal, nasib manusia, tingkah laku dan tujuan hidup manusia serta menjadi alat pendidikan moral bagi masyarakat pendukung kebudayaan tersebut dan menjadi Wisata Indonesia. Legenda Sangkuriang telah terkenal di akhir abad ke-15 di setiap tempat Wisata Bandung. Hal ini disebutkan dalam catatan perjalanan Pangeran Bujangga Manik, seorang pangeran muda kerajaan Sunda dari Istana Pakuan (Bogor sekarang), menjelajahi Pulau Jawa dengan berjalan kaki seorang diri. Catatan yang tertuang dalam lembaran lontar ini, sekarang tersimpan di Perpustakaan Bodleian, Oxford Inggris sejak tahun 1627 dan menjadi objek wisata Indonesia favorit.



Wisata Kawah Kamojang Garut

Kawasan Kamojang terletak di kaki Gunung Guntur. Secara administratif, kawasan Kamojang berada di wilayah Kabupaten Bandung. Untuk menuju kawasan ini dapat ditempuh melalui Majalaya, Kabupaten Bandung, serta Kota Garut.
Jarak tempuh paling dekat memang melalui Majalaya, hanya sekitar 14 km. Sementara jika dari Garut jarak tempuhnya 26 km. Namun jarak Bandung ke Garut sekitar 60 km. Dengan demikian jarak tempuh ke Kamojang melalui Garut lebih jauh dibandingkan apabila lewat Majalaya. Hanya saja dari segi medan tempuhnya, ke
Kamojang melalui Garut relatif lebih mudah. Jalannya memang sudah beraspal serta berliku-liku.



Namun sepanjang jalan menuju Kamojang jika melalui Garut tidak terlalu terjal. Berbeda halnya jika melalui Majalaya. “Kapok saya lewat Majalaya. Jalannya turun naik dan terjal,” kata pengunjung Kamojang bernama Hilman Hidayat. Terjalnya jalur Majalaya-Kamojang hanya mampu ditaklukkan oleh mobil jenis 4x4. Itu pun harus didukung oleh kemampuan pengemudinya yang sudah hafal medan.
Kawasan Kamojang sendiri konon memiliki legenda. Menurut pawang penunggu di Kawah Hujan, Koko, Kamojang berasal dari kata mojang yang cantik. Ceritanya, di kawasan ini pernah hidup seorang perempuan yang kecantikannya begitu kesohor di Tatar Sunda.
Legenda ini kemudian terus berkembang. Hingga kemudian kawasan ini dinamakan sebagai Kamojang. Mojang cantik itu, disebutkan Koko masih kerap menampakkan diri di kawasan ini.


Di kawawasan kamojang terdapat belasan kawah. Di antaranya :

Kawah Hujan, Kawah Kereta Api, kawah Nirwana, Kawah Manuk, Kawah Cibuliran, serta Kawah Kamojang. Kawah yang paling banyak dikunjungi adalah Kawah Hujan dan Kawah Kereta Api.

Kawah Kereta Api menarik untuk dikunjungi karena bunyi kawahnya mirip suara lokomotif Kereta Api. Selain itu, Uap yang muncrat dari permukaan tanah memiliki tekanan yang luar biasa yang mampu melontarkan benda-benda tertentu seperti gelas air mineral.

Karena kekhasannya itulah be­berapa kawah dinamai berdasarkan suara. Seperti Kawah Manuk, dina­mai karena dalam satu areal kawah yang terdiri atas beberapa lubang mengeluarkan suara seperti burung (manuk). Kawah Kareta dinamai demikian karena bunyinya seperti bunyi kereta api yang sesekali diser­tai suara peluit. Ada juga Kawah Stik Gas yang mengeluarkan gas dari lubang tanah. Kemudian Kawah Leutak, bentuk kawahnya becek seperti rawa, Kawah Sakarat karena kawah tersebut berbunyi seperti orang yang sedang sekarat mau mati.

Mandi Sauna Alami di Kawah Kamojang



Mandi sauna di rumah kecantikan atau hotel berbintang adalah hal yang biasa. Selain itu, hanya orang-orang berkocek tebal yang selama ini dapat menikmati fasilitas sauna di rumah kecantikan maupun hotel berbintang. Maklum, biaya untuk mandi sauna di tempat-tempat itu memang tidak murah.

Maka jika Anda ingin menikmati mandi sauna yang alami dan murah, datang saja ke kawasan Kamojang. Di sana pengunjung dapat mandi sauna secara alami di Kawah Hujan. Hangatnya uap yang menyembul dari balik bebatuan dan gemericik air patut dinikmati.


Jumat, 25 Juni 2010

Wisata Flora di Kebun Raya Cibodas

Di kawasan wisata Cipanas yang bersebelahan dengan puncak, terdapat objek wisata yang merupakan cabang dari Kebun Raya Bogor Objek wisata ini bernama Kebun Raya Cibodas yang merupakan tempat pariwisata, pendidikan, konservasi, dan penelitian.

Kebun Raya Cibodas-LIPI berada di kaki Gunung Gede dan Gunung Pangrango pada ketinggian kurang lebih 1.300 – 1.425 meter di atas permukaan air laut dengan luas 84,99 hektar. Temperature rata-rata 20,06°C. kelembaban 80,82%, dan rata-rata curah hujan 2.950 mm per tahun.

Kami memasuki objek wisata ini setelah menempuh perjalanan dengan menggunakan kendaraan roda dua dari Bandung menuju ke arah Kebun Raya Cibodas. Suasana objek wisata ini cukup sejuk dan tenang karena jauh dari keramaian. Pemandangan yang kami temu ketika memasuki objek wisata ini adalah taman dan rindangnya pepohonan khas pegunungan.

Kebun Raya Cibodas didirikan pada tanggal 11 April 1852 oleh Johannes Elias Teijsmann seorang kurator Kebun Raya Cibodas pada waktu itu dengn nama Bergtuin te Tjibodas (Kebun Pegunungan Cibodas). Pada awalnya dimaksudkan sebagai tempat aklimatisasi jenis-jenis tumbuhan asal luar negeri yang mempunyai nilai penting dan ekonomi yang tinggi. Salah satunya adalah Pohon Kina (Chinchona calisaya). Kemudian berkembang menjadi bagian dari Kebun Raya Cibodasdengan nama Cabang Balai Kebun Raya Cibodas. Mulai tahun 2003 status Kebun Raya Cibodas menjadi lebih mandiri sebagai Unit Pelaksana Teknis Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Cibodas dibawah Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor dalam Kedeputian Ilmu Pengetahuan Hayati Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).

Area Kebun Raya Cibodas cukup luas, berjalan beberapa saat saja kami masih menikmati rindangnya pohon dengan jenis yang sama. Akhirnya perjalanan kami lanjutkan menuju ke Taman Sakura yang terletak di sebuah lembah.









Bunga Sakura yang terletak di Kebun Raya Cibodas mempunyai nama latin Prunus cerasoides yang berasal dari Himalaya. Tanaman ini dapat berbunga dua kali dalam setahun. Selain bunga Sakura disini juga ditanam beberapa jenis tanaman Prunus, diantaranya Prunus costata dari Papua, Prunus arborea dari Jawa.


Ketika tiba di area Taman Sakura, tidak tampak bunga Sakura yang mekar. Yang tampak hanyalah ranting pohon Sakura saja. Kemudian perjalanan kami lanjutkan menuju ke arah air terjun Cibogo yang terletak disebelah Taman Sakura.



Cukup melelahkan berjalan-jalan ke Kebun Raya Cibodas tanpa membawa kendaraan pribadi. Sebetulnya masih banyak area yang kami kunjungi. Namun karena kelelahan, akhirnya kami beristirahat dan mengakhiri kunjungan ke tempat ini.



Kamis, 24 Juni 2010

Wisata Alam Taman Nasional Gunung Gede Pangrango


Taman Nasional Gunung Gede Pangrango merupakan salah satu dari lima taman nasional yang pertama kalinya diumumkan di Indonesia pada tahun 1980. Keadaan alamnya yang khas dan unik, menjadikan Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango sebagai salah satu laboratorium alam yang menarik minat para peneliti sejak lama.

Tercatat pada tahun 1819, C.G.C. Reinwardt sebagai orang yang pertama yang mendaki Gunung Gede, kemudian disusul oleh F.W. Junghuhn (1839-1861), J.E. Teysmann (1839), A.R. Wallace (1861), S.H. Koorders (1890), M. Treub (1891), W.M. van Leeuen (1911); dan C.G.G.J. van Steenis (1920-1952) telah membuat koleksi tumbuhan sebagai dasar penyusunan buku “THE MOUNTAIN FLORA OF JAVA” yang diterbitkan tahun 1972.

Taman Nasional Gunung Gede Pangrango memiliki keanekaragaman ekosistem yang terdiri dari ekosistem sub-montana, montana, sub-alpin, danau, rawa, dan savana.


Ekosistem sub-montana dicirikan oleh banyaknya pohon-pohon yang besar dan tinggi seperti jamuju (Dacrycarpus imbricatus), dan puspa (Schima walliichii). Sedangkan ekosistem sub-alphin dicirikan oleh adanya dataran yang ditumbuhi rumput Isachne pangerangensis, bunga eidelweis (Anaphalis javanica), violet (Viola pilosa), dan cantigi (Vaccinium varingiaefolium).

Satwa primata yang terancam punah dan terdapat di Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango yaitu owa (Hylobates moloch), surili (Presbytis comata comata), dan lutung budeng (Trachypithecus auratus auratus); dan satwa langka lainnya seperti macan tutul (Panthera pardus melas), landak Jawa (Hystrix brachyura brachyura), kijang (Muntiacus muntjak muntjak), dan musang tenggorokan kuning (Martes flavigula).

Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango terkenal kaya akan berbagai jenis burung yaitu sebanyak 251 jenis dari 450 jenis yang terdapat di Pulau Jawa. Beberapa jenis diantaranya burung langka yaitu elang Jawa (Spizaetus bartelsi) dan burung hantu (Otus angelinae).

Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango ditetapkan oleh UNESCO sebagai Cagar Biosfir pada tahun 1977, dan sebagai Sister Park dengan Taman Negara di Malaysia pada tahun 1995.



Sejarah dan legenda yang merupakan kepercayaan masyarakat setempat yaitu tentang keberadaan Eyang Suryakencana dan Prabu Siliwangi di Gunung Gede. Masyarakat percaya bahwa roh Eyang Suryakencana dan Prabu Siliwangi akan tetap menjaga Gunung Gede agar tidak meletus. Pada saat tertentu, banyak orang yang masuk ke goa-goa sekitar Gunung Gede untuk semedhi/ bertapa maupun melakukan upacara religius.

Beberapa lokasi/obyek yang menarik untuk dikunjungi :
Telaga Biru.
Air terjun Cibeureum. Air terjun yang mempunyai ketinggian sekitar 50 meter terletak sekitar 2,8 km dari Cibodas. Di sekitar air terjun tersebut dapat melihat sejenis lumut merah yang endemik di Jawa Barat.
Air Panas.
Kandang Batu dan Kandang Badak. Untuk kegiatan berkemah dan pengamatan tumbuhan/satwa. Berada pada ketinggian 2.220 m. dpl dengan jarak 7,8 km atau 3,5 jam perjalanan dari Cibodas.
Puncak dan Kawah Gunung Gede. Panorama berupa pemandangan matahari terbenam/terbit, hamparan kota Cianjur-Sukabumi-Bogor terlihat dengan jelas, atraksi geologi yang menarik dan pengamatan tumbuhan khas sekitar kawah. Di puncak ini terdapat tiga kawah yang masih aktif dalam satu kompleks yaitu kawah Lanang, Ratu dan Wadon. Berada pada ketinggian 2.958 m. dpl dengan jarak 9,7 km atau 5 jam perjalanan dari Cibodas.
Alun-alun Suryakencana. Dataran seluas 50 hektar yang ditutupi hamparan bunga edelweiss. Berada pada ketinggian 2.750 m. dpl dengan jarak 11,8 km atau 6 jam perjalanan dari Cibodas.
Gunung Putri dan Selabintana. Berkemah dengan kapasitas 100-150 orang.
Danau kecil berukuran lima hektar (1.575 meter dpl.) terletak 1,5 km dari pintu masuk Cibodas. Danau ini selalu tampak biru diterpa sinar matahari, karena ditutupi oleh ganggang biru. Terletak sekitar 5,3 km atau 2 jam perjalanan dari Cibodas.

Musim kunjungan terbaik: bulan Juni s/d September.

Cara pencapaian lokasi: Jakarta-Bogor-Cibodas dengan waktu sekitar 2,5 jam (± 100 km) menggunakan mobil, atau Bandung-Cipanas-Cibodas dengan waktu 2 jam (± 89 km), dan Bogor-Selabintana dengan waktu 2 jam (52 km).


Dinyatakan Menteri Pertanian, tahun 1980 seluas 15.000 hektar
Ditunjuk ----
Ditetapkan ----
Letak Kab. Bogor, Kab. Cianjur dan Kab. Sukabumi, Provinsi Jawa Barat

Temperatur udara 5° - 28° C
Curah hujan Rata-rata 3.600 mm/tahun
Ketinggian tempat 1.000 - 3.000 m. dpl
Letak geografis 6°41’ - 6°51’ LS, 106°50’ - 107°02’ BT

Wisata Alam Taman Hutan Raya (THR) Ir. H. Juanda (Jawa Barat)


A. KEADAAN FISIK KAWASAN

Dasar hukum, letak dan luas

Wisata Alam Curug Dago ditetapkan sebagai Taman Hutan Raya berdasarkan Keputusan Presidan No. 3 Tahun 1985 dengan luas 590 Ha, serta diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia pada tanggal 14 Januari 1985.

TAHURA Ir. H. Juanda secara administrasi pemerintahan terletak di Kecamatan Cicadas dan Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Propinsi Jawa Barat, sedangkan secara geografis TAHURA Ir. H. Juanda terletak pada 10730’ Bujur Timur dan 6052’ Lintang Selatan. Pengelolaannya berdasarkan SK Menteri Kehutanan No. 192/Kpts-II/1985 diberikan kepada Perum Perhutani Unit III Jawa Barat.

Potensi sumber daya alam

a. Topografi

TAHURA Ir. H. Juanda memiliki topografi bergelombang ringan, agak curam dan terjal berada pada ketinggian 770 m s/d 1.330 m di atas permukaan laut.

b. Iklim

Menurut klasifikasi iklim Schmid dan Ferguson TAHURA Ir. H. Juanda termasuk tipe iklim B dengan curah hujan rata-rata 2.500-4.500 mm per tahun. Suhu udara berkisar antara 22°C-24°C.

B. POTENSI BIOTIK KAWASAN

Flora

TAHURA Ir. H. Juanda memiliki tipe vegetasi hutan alam sekunder yang didominasi oleh jenis pohon Pinus (Pinus merkusii), Kaliandra (Calliandra callothyrsus), Bambu (Bambusa sp.) dan berbagai jenis tumbuhan bawah seperti tumbuhan Teklan (Euphatorium sp.).

Fauna

Fauna yang terdapat di dalam kawasan TAHURA Ir. H. Juanda antara lain Musang (Paradoxurus herma paproditus), Tupai (Callosciurus notatus), Kera (Macaca insularis) serta berbagai jenis burung seperti Kepondang (Oriolus chinensis), Kutilang (Pycnontus caferaurigaster) dan Ayam hutan (Gallus gallus bankiva).

C. POTENSI WISATA ALAM

Daya tarik obyek

TAHURA Ir. H. Juanda memiliki daya tarik wisata alam yang cukup beragam seperti pemandangan alam, flora dan fauna serta keadaan udaranya yang sejuk dan nyaman. Selain itu di dalam kawasan Taman Hutan Raya terdapat berbagai obyek wisata yang cukup menarik seperti Monumen Ir. H. Juanda yang terletak pada suatu plaza, gua-gua buatan peninggalan jaman Belanda dan Jepang, Kolam Pakar yang merupakan kolam buatan seluas 1,15 Ha milik PLN yang berfungsi sebagai tempat penampungan air yang berasal dari sungai Cikapundung untuk sumber pembangkit tenaga listrik. Serta terdapat 2 buah curug (air terjun) yaitu Curug Dago dan Curug Omas yang tingginya 35 m.

Kegiatan wisata yang dapat dilakukan

Beberapa kegiatan wisata alam yang dapat dilakukan diantaranya adalah : Lintas alam, menikmati pemandangan alam, berkemah, mandi di air terjun dan lain-lain.

a. Sarana kemudahan dan pelayanan

Beberapa fasilitas yang dapat mendukung kegiatan wisata alam di TAHURA Ir. H. Juanda adalah : jalan masuk, pintu gerbang, ruang informasi, shelter, pos jaga, MCK, jalan setapak dan lain-lain.

b. Pencapaian ke lokasi

TAHURA Ir. H. Juanda dapat dicapai dari kota Bandung melalui route :

  • Terminal Kebun Kelapa - Dago antar stasiun Hall Dago 7 km.
  • Lembang - Maribaya - Cibodas 5 km.
D. PELUANG USAHA YANG DAPAT DIKEMBANGKAN

Peluang usaha yang dapat dikembangkan di TAHURA Ir. H. Juanda antara lain adalah : usaha jasa akomodasi dan konsumsi, usaha jasa pemandu wisata alam dan usaha jasa transportasi.

E. ALAMAT PENGELOLA :

Perum Perhutani Unit III Jawa Barat
JL. A. Yani No. 276
Bandung

Wisata Alam KawaH PuTih


Tempat ini terletak pada ketinggian 2434 m dpl, konfigurasi lapangan umumnya landai sampai berbukit. Suhu udara sekitar 8 – 22 0 C. sumber air yang ada tergantung musim hujan. Kelembaban 90%, sedangkan curah hujan tahunan tercatat antara 3743 – 4043 mm/tahun.

Potensi Wilayah

Wana wisata ini merupakan wisata harian yang memiliki pemandangan alam berupa hutan alam dan kawah gunung berapi. Wisata harian yang dapat dilakukan adalah lintas alam dan mendaki gununng.

Tumbuhan yang terdapat pada wana wisata ini yaitu : alang – alang, saliara, kingkilaban, kirinyuh, puspa, kayu putih, cemara dan rasamala.

Binatang yang terdapat di wana wisata ini yaitu : sanca, burung hantu, surili, harimau, serigala.

Alam pemandangan di sekitar Kawah Putih cukup indah; dengan air danau berwarna putih kehijauan, sangat kontras dengan batu kapur putih yang mengitari danau tersebut. Di sebelah utara danau berdiri tegak tebing batu kapur berwarna kelabu yang ditumbuhi lumut dan berbagai tumbuhan lainnya.

Franz Wilhem Junghuhn kini sudah lama tiada, namun penemunya yang dikenal dengan nama Kawah Putih masih tetap anggun mempesona sampai saat ini.

Perum Perhutani mengembangkan WW Kawah Putih sejak 1991.

Fasilitas

Fasilitas yang terdapat di WW Kawah Putih diantaranya Musholla, MCK, bangunan pusat informasi, areal mini zoo, tempat bermain anak-anak, kios dagang.

Aksebilitas

Keadaan jalan pada umumnya baik dan beraspal sehingga dapat dicapai dengan kendaraan dua maupun roda empat. Jarak tempuh dari Bandung 47 km.